Pengertian Sikap Terpuji. Akhlak terpuji ialah sikap
atau perilaku baik dari segi ucapan ataupun perbuatan yang sesuai
dangan tuntunan ajaran islam dan norma-norma aturan yang berlaku.
Akhlak terpuji adalah akhlak yang baik, diwujudkan dalam bentuk
sikap, ucapan dan perbuatan yang baik sesuai dengan ajaran islam. Akhlak
terpuji yang ditujukan kepada Allah SWT berupa ibadah, dan kepada
Rasulullah SAW dengan mengikuti ajaran-ajarannya, serta kepada sesama
manusia dengan selalu bersikap baik kepada sesama. (AQIDAH AKHLAQ Ahmad
Abid Al-Arif )
Akhlak terpuji adalah akhlak yang meningkatkan derajat seseorang di sisi Allah SWT dan juga dalam pandangan manusia.
Memiliki akhlak yang baik atau akhlak mulia bagi setiap manusia adalah
suatu hal yang sangat penting. Karena dimanapun kita berada, apapun
pekerjaan kita, akan di senangi oleh siapa pun. Artinya, akhlak
menentukan baik buruknya seseorang di hadapan sesama.
Dari
pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa yang dimaksud dengan akhlak
terpuji adalah sikap atau perbuatan seorang muslim baik dari segi
ucapannya ataupun perbuatannya yang tidak melanggar dari apa yang telah
dicontohkan Rasulullah SAW dan ajaran-ajaran islam.
Contoh-Contoh Sikap Terpuji
Ada beberapa contoh sikap terpuji yang harus di miliki dan di amalkan
oleh setiap orang terutama bagi seorang muslim, di antaranya:
1. Amanah (dapat dipercaya)
Amanah merupakan salah satu sifat terpuji yang di miliki oleh
rasulullah SAW yang harus di contoh oleh kita selaku umatnya. Sifat
dapat dipercaya artinya menyampaikan amanat kepada orang yang berhak
menerimanya tanpa di lebih-lebihkan atau di kurangi.
2. Shidiq (benar)
Shidiq juga merupakan salah satu sifat terpuji yang dimiliki Rasulullah
SAW. Dalam kehidupan sehari-hari shidiq dapat diartikan jujur. Seorang
muslim harus bersikap jujur dalam setiap ucapan atau perbuatan, karena
kejujuran merupakan salah satu kunci dari kesuksesan.
3. Adil
Adil adalah memberikan setiap hak kepada pemiliknya tanpa pilih sasih atau membeda-bedakan.(Prof.DR. Ahmad Tafsir)
Sebagai muslim yang bijak, apabila ia mempunyai posisi sebagai
pemimpin, maka hendaklah ia bersikap adil dan harus berupaya sekuat
tenaga untuk selalu menegakkan keadilan.
4. Memaafkan
Kita
sebagai seorang muslim harus menyadari bahwa siapa pun sebagai manusia
pasti mengalami kesalahan dan kekhilafan. Untuk itu, dalam menjalani
kehidupan sehari-hari hendaknya kita selalu memiliki jiwa yang lapang
dan berhati besar sehingga mudah memaafkan kesalahan-kesalahan yang di
perbuat oleh orang lain.
5.Tolong-Menolong
Tiada ada
manusia yang dapat hidup berdiri sendiri, tanpa memerlukan bantuan orang
lain walaupun setinggi apapun jabatan yang dimilikinya dan sekaya
apapun harta yang dipunyainya. Setiap manusia yang hidup di dunia ini
pasti membutuhkan pertolongan orang lain. Oleh karena itu islam sangat
menganjurkan kepada umatnya agar saling tolong-menolong dengan sesama,
baik berupa materi, tenaga atau pikiran.
6.Kerja Keras
Di
dunia ini tidak ada kesuksesan tanpa adanya usaha, tidak ada yang
bersifat bim salabim, hanya dengan membalikan telapak tangan, melaikan
semuanya harus melalui proses sebab akibat dan itu merupakan
sunnatullah. Kesuksesan dapat diraih dengan cara berusaha dan bekerja
keras. Karna sesungguhnya Allah menyukai hambanya yang mau
bersungguh-sungguh dalam mengerjakan segala amal kebaikan.
7.Islah
Yang dimaksud islakh di sini adalah usaha mendamaikan antara dua orang
atau lebih yang bertengkar atau bermusuhan, atau mendamaikan dari
hal-hal yang dapat menimbulkan peperangan dan permusuhan.
Islam
diturunkan oleh Allah sebagai rahmat (kedamaian) bagi seluruh alam.
Untuk itu siapa pun insan yang mengaku sebagai muslim harus selalu
berusaha memancarkan rahmat, yang di antaranya dapat berupa mendamaikan
seorang manusia yang sedang bertikai atau bermusuhan. karena dengan
perdamaian itu akan lahir kesadaran. Dengan kesadaran ia akan mengakui
segala kekhilafan dan kealpaan.
8.Silaturrahim
Istilah
silaturrahim tersusun dari kata sillah (menyambung) dan rahimi (tali
persaudaraan). Adapun maksudnya adalah usaha untuk menyambung, mengikat,
dan menjalin kasih sayang atau tali persaudaraan antara sesama manusia,
terutama dangan sanak keluarga (kerabat). Manusia pertama di alam
semeata ini adalah Nabi Adam As dan Siti Hawa. Untuk itu semua manusia
di muka bumi ini pada hakekatnya adalah saudara. Maka dari itu kita
sebagai umat islam, marilah kita jalin silaturrahim agar terciptanya
tali persaudaraan antar sesama muslim.
2.SIKAP TERCELA (AKHLAQUL MADZMUMAH)
Pengertian sikap tercela
Sikap Tercela atau Akhlaqul Madzmumah dapat juga disebut dangan istilah
akhlaqus sayyi’ah, artinya sikap dan prilaku yang dilarang oleh allah
SWT atau tidak sesuai dangan syari’at yang diajarkan oleh Rasulullah
SAW. Untuk itu sikap dan prilaku semacam ini harus di tinggalkan oleh
siapa pun yang ingin menjadi umat Nabi Muhammad SAW.
Perilaku
tercela adalah suatu perbuatan yang hukumnya haram bagi yang melakukan
perbuatan itu (perbuatan tercela) karena dapat merusak hubunganya dengan
Rabbinya maupun sesama manusia.
Perbuatan semacam ini,
semestinya kita selaku ummat Nabi Muhammad SAW tidak melakukanya karena
prilaku ini tidak pernah di contohkan Rasulullah SAW sebagai Nabi kita
dan sekalian sebagai tauladan dalam hidup kita.
Jadi, yang
dimaksud dangan prilaku tercela itu adalah sikap dan perbuatan seorang
muslim yang tidak sesuai dengan norma-norma dalam ajaran islam, baik
dari segi ucapan atau perbuatannya.
Contoh-contoh sikap tercela
Di dalam kehidupan ini banyak sekali kita menjumpai perilaku tercela
yang dapat merusak akhlak dan kepribadian diri seseorang dan juga
merugikan orang lain, diantaranya:
1.Ghibah
Ghibah menurut
bahasa artinya umpat atau pergunjingan. Sedangkan menurut istilah yang
dimaksud dengan ghibah adalah menyebut atau memperkatakan perihal
seseorang ketika seseorang itu tidak hadir dan ia tidak menyukai atau
membencinya, seandainya perkataan tersebut sampai kepadanya. (Ridwan
Asy-syirbaani: Membentuk Pribadi Lebih Islam)
2.Riya
Riya
secara bahasa artinya menampakan atau memperlihatkan. Sedangkan menurut
istilah yang dimaksud dengan riya adalah menampakan atau memperlihatkan
amal perbuatan supaya mendapatkan pujian dari orang lain. Riya ini dapat
disebut syirik ashghar (syirik kecil), karena menunjukkan atau mencari
sesuatu bukan kepada Allah SWT.
3. Ujub
Yang dimaksud
dengan ujub adalah perasan bangga yang berlebih-lebihan atas segala
kemampuan dan kekayaan yang dimilikinya serta merasa bahwa semua itu
semata-mata prestasi dari hasil kerja keras yang telah dilakukannya.
(Ridwan Asy-syirbaani: Membentuk Pribadi Lebih Islam)
4.Takabur
Takabur secara bahasa artinya membesarkan diri atau menganggap dirinya
lebih dibandingkan dengan orang lain. Sedangkan menurut istilah yang
dimaksud dengan takabur adalah suatu sikap mental yang menganggap
rendah orang lain sementara ia menganggap tinggi dan mulia terhadap
dirinya sendiri. (Ridwan Asy-syirbaani: Membentuk Pribadi Lebih Islam)
5. Namimah
Menurut bahasa namimah artinya adu domba. Sedangkan menurut istilah
yang dimaksud dengan namimah adalah memindahkan perkataan seseorang
kepada orang lain dengan tujuan merusak hubungan. Namimah dilarang
karena akan merusak hubungan persaudaraan. Kalau terjadi putusnya
hubungan persaudaraan, maka akan menimbulkan hal-hal yang bersifat
negatif, baik yang langsung maupun tidak langsung terhadap sesama
manusia lainnya. (Ridwan Asy-syirbaani: Membentuk Pribadi Lebih Islam)
6.Tamak
Tamak menurut bahasa artinya berlebih-lebihan. Sedangkan menurut
istilah yang dimaksud dengan thama’ adalah suatu sikap untuk memiliki
hal-hal yang bersifat duniawi secara berlebih-lebihan.
Hidup di
dunia ini hanya sementera, tidak ada yang abadi, artinya semua yang ada
di dunia ini pasti akan musnah, termasuk harta yang kita miliki.
Akhirat adalah tempat kehidupan yang abadi, artinya tidak ada lagi
kehidupan setelah akhirat. Maka dari itu janganlah kita terlalu
berlebih-lebihan dalam mencari harta atau terlalu mementingkan kehidupan
duniawi, tetapi kita harus memperbanyak bekal untuk menuju kehidupan di
akhirat dengan cera beribadah dan beramal shaleh. Untuk itu setiap
manusia harus mampu bersikap sederhana dalam hal-hal yang bersifat
duniawi agar tidak terjebak kedalam kebinasaan dan kerugian di akhirat
kelak.
7. Mubadzir
Yang dimaksud mubadzir disini adalah
sikap mempergunakan sesuatu secara berlebih-lebihan dengan tidak
mempertimbangkan kadar kecukupan sehingga menimbulkan kesia-siaan.
Di dalam islam sikap mubadzir dilarang karena mengandung unsur sia-sia
terhadap suatu nikmat yang diberikan Allah SWT. Semua nikmat yang telah
diberikan Allah SWT kelak akan dimintai pertanggung jawabannya. Maka
untuk itu segala kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada kita, harus
di syukuri dan dipergunakan secara efektif dan efisien.
8. Su’udzhon
Su’udzhon artinya berburuk sangka. Sikap buruk sangka ini sangat di
larang dalam islam dan harus di jauhi, karna akan merusak hati dan
kepribadian seorang muslim dalam kehidupan bermasyarakat.
9.Bakhil
Secara bahasa bakhil diartikan kikir. Sedangkan menurut istilah bakhil
adalah suatu sikap mental yang enggan mengeluarkan harta atau lainnya
kepada orang lain yang membutuhkannya, sementara dirinya berkecukupan
atau berlebihan. Orang yang bersikap bakhil berarti ia egois, hanya
mementingkan dirinya sendiri, tidak memiliki kepedulian dan rasa kasih
sayang terhadap orang lain. (Ridwan Asy-syirbaani: Membentuk Pribadi
Lebih Islam).
3.PENTINGNYA KEJUJURAN
Dari
contoh-contoh akhlak terpuji yang disebutkan diatas, penulis akan
membahas salah satu di antaranya yaitu tentang pentingnya kejujuran.
Jujur merupakan salah satu sikap yang dimiliki oleh Rasulullah SAW yang
disebut dengan Shidiq (benar). Dalam prilaku kehidupan sehari-hari
shidiq dapat diartikan jujur. Jujur yang dimaksud di sini adalah jujur
dalam arti menyeluruh, maksudnya bukan hanya dalam ucapan tetapi juga
meliputi jujur dalam setiap tindakan.
Jujur didefinisikan
sederhananya adalah murni, apa adanya. Bersikap apa adanya artinya tidak
dibuat-buat. Berkata jujur artinya mengatakan sesuatu tidak
dilebih-lebihkan juga tidak di kurangi.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى
الله عليه وسلم إِنَّ الصِّدْقَ بِرٌّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى
الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ
عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ فُجُورٌ وَإِنَّ الْفُجُورَ
يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى
يُكْتَبَ كَذَّابًا (متفق عليه)
Artinya: “Dari Ibnu Mas’ud ra.
Berkata, Rasulullah saw. Bersabda: “sesungguhnya shidq (kejujuran) itu
membawa kepada kebaikan, Dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang
akan selalu bertindak jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah swt
sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada
kejahatan, dan kejahatan itu membawa ke neraka. Seseorang akan selalu
berdusta sehingga ia ditulis di sisi Allah swt sebagai pendusta”.
(Muttafaqun ‘Alaih).
Hadits di atas menunjukkan agungnya
perkara kejujuran di mana ujung-ujungnya akan membawa orang yang jujur
ke surga serta menunjukkan akan besarnya keburukan dusta di mana
ujung-ujungnya membawa orang yang dusta ke neraka.
Yang
dimaksud jujur adalah kebenaran, yaitu sesuainya antara perkataan dan
kenyataan atau I’tiqad yang ada di dalam hati. Perilaku jujur tidak
hanya diwujudkan dalam ucapan tapi juga dalam hatinya dan juga dalam
setiap tingkah laku dan perbuatan kita. Bahkan untuk hal yang sekecil
apapun dari setiap aspek kehidupan, kita diminta untuk berlaku jujur.
Kebenaran perkataan akan membawa dampak kebenaran perbuatan dan kebaikan
dalam seluruh tindakan.
Jika seseorang selalu berkata dan
berbuat yang benar, maka cahaya kebenaran itu akan memancarkan ke dalam
lubuk hati dan pikirannya. Kejujuran ialah ketenangan hati, artinya
orang yang berkata jujur dalam hidupnya akan selalu merasa tenang,
karena ia sudah menyampaikan apa yang sesuai dengan realita dan ia tidak
akan merasa ragu, karena ia yakin bahwa semua apa yang dilakukannya
benar.
Kejujuran merupakan suatu pondasi yang mendasari iman
seseorang, karena sesungguhnya iman itu adalah membenarkan dalam hati
akan adanya Allah. Jika dari hal yang kecil saja ia sudah terlatih untuk
jujur maka untuk urusan yang lebih besar ia pun terbiasa untuk jujur.
Lawan dari kata jujur adalah bohong atau dusta. Tidak sedikit orang
yang menganggap sepele akan bahayanya dusta. Banyak orang yang melakukan
dusta dan berpura-pura sewaktu mereka bergurau dan berkelakar, padahal
dengan kebiasaan itu lama-kelamaan akan menjadi terbiasa hingga akan
membudaya. Oleh karena itu sebaiknya kita usahakan untuk menghindarkan
dan menjauhi sikap berdusta, sebab hal itu merupakan penyakit yang
sangat membahayakan pribadi kita dan orang lain akan menilai kita
sebagai orang yang tidak jujur. Padahal untuk menjadi orang jujur itu
sendiri amatlah berat kalau tidak dilatih secara tekun. Hingga bung
Hatta pernah berkata ”Kurang cerdas dapat di perbaiki dengan belajar,
kurang cakap bisa dihilangkan dengan pengalaman. Tetapi kurang jujur
payah untuk memperbaikinya.” Sekali engkau berdusta dan diketahui orang
lain,” kata Aristoteles, “maka orang tidak akan percaya lagi kepadamu
di waktu engkau berkata benar.”
Akan tetapi dalam kenyatanyaan
banyak orang yang tidak bisa berbuat jujur, baik dari segi ucapan
ataupun perbuatannya. Contohnya perbuatan korupsi dan kebiasaan
mencontek.
Korupsi adalah tingkah laku individu yang
menggunakan wewenang dan jabatannya guna meraih keuntungan pribadi dan
merugikan kepentingan umum. Di indonesia korupsi merupakan permasalahan
besar yang sampai saat ini belum bisa di tuntaskan, karena sudah
membudaya dan mendarah daging. Korupsi itu merupakan perbutan tidak
jujur karna di dalamnya banyak terdapat bebohongan-kebohongan publik dan
merugikan negara.
Begitu juga dengan kebisaan mencontek yang
dilakukan seorang pelajar pada saat ujian. Mencontek merupakan perbuatan
tidak jujur dan tidak percaya diri terhap kemampuan dirinya. Perbuatan
mencontek akan berdampakpada buruk pada generasi bangsa ini karna hanya
mengandalkan kemampuan orang lain, sementara dirinya tidak mau berusaha
untuk meningkatkan kemampuannya sendiri. Apabila kebiasa mencontek ini
tidak diatasi dari sekarang, maka kedepannya generasi bangsa ini akan
bodoh dan terbelakang.
Itulah bagaiman pentingnya berprilaku
jujur dalam kehidupan bermasyarakat dan negara , karena maju dan
mundurnya suatu negara tergantung pada generasi-generasi penerusnya.
Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa marilah kita
biasakan berprilaku jujur baik dalam ucapan ataupun perbuatan kita,
karena kejujuran akan membawa kita kepada kebaikan dunia dan akhirat.